Kamis, 20 September 2018

Akronim dan Kekacauan Ekonomi



Dalam pidatonya pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1957, Soekarno meletakkan ideologi demokrasi terpimpin, kemudian berganti nama menjadi Manipol (Manifesto Politik). Hal ini kemudian diperluas menjadi ideologi yang dikenal sebagai USDEK - berdiri untuk UUD 1945, Sosialisme Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan nasionalisme Indonesia.
Dalam bukunya Miriam Budiarjo menjelaskan bahwa, Dekrit Presiden 5 Juli dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. UUD 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama kurang-kurangnya lima tahun. Akan tetapi ketetapan MPRS No. III Tahun 1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun (Undang-Undang Dasar memungkinkan seorang preside untuk dipilih kembali) yang ditentukan oleh Undang-Undang Dasar.
Selain dari itu banyak lagi tindakan yang menyimpang dari atau menyeleweng terhadap ketentuan Undang-undang Dasar. Misalnya dalam tahun 1960 Ir. Soekarno sebagai Presiden membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil pemilihan umum, padahal dalam penjelasan Undang-undang Dasar 1945 secara eksplisit ditentukan bahwa, presiden tidak mempunyai wewenang melakukan hal yang demikian. Dalam rangka ini harus pula dilihat beberapa ketentuan lain yang memberi wewenang kepada presiden sebagai badan eksekutif. Misalnya presiden diberi wewenang untuk campur tangan di bidang Yudikatif berdasarkan Undang-Undang No.19/1964, dan di bidang legislatif berdasarkan Peraturan Tata Tertib Presiden No.14/1960 dalam hal anggota Dewan Perwakilan Rakyat tidak mencapai mufakat.
Pada 25 Agustus 1959, pemerintah menerapkan langkah-langkah anti-inflasi menyapu, mendevaluasi mata uang sebesar 75 persen dan menyatakan bahwa semua Rp500 dan Rp1000 catatan selanjutnya akan bernilai sepersepuluh dari nilai wajah mereka. Sementara itu, langkah-langkah Cina anti-etnis, termasuk repatriasi dan pemindahan paksa ke kota-kota, merusak kepercayaan ekonomi lebih lanjut. Namun, pada tahun 1960, inflasi mencapai 100 persen per tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar